Begitu riuhnya Ruang Auditorium FMIPA A1.06-07 pada malam 17 Oktober 2015. Ratusan mahasiswa berkaos merah sorak sorai bergembira menyambut pengumuman yang menyatakan bahwa Prodi Geofisika keluar sebagai Juara Umum pada ajang Dekan Cup 2015. Kompetisi seni dan olahraga antar program studi yang ada di Fakultas MIPA ini selalu diadakan tiap tahunnya. Kompetisi yang diadakan selama tiga minggu ini memiliki sebelas cabang yang dilombakan. Cabang tersebut diantaranya futsal, basket, bola voli, tenis meja, badminton, athletic, acoustic, PES, stand up comedy, catur dan fotografi. Cukup lama Program Studi Geofisika menunggu untuk keluar sebagai juara umum pada kompetisi seni dan olahraga ini. Perjalanan mencapainyapun bukanlah perjalanan yang mudah. Banyak keberuntungan yang diperoleh selama kompetisi ini berlangsung.

 

Diatas Angin

Cabang olahraga yang pertama kali dimulai pada ajang Dekan Cup adalah cabang athletic pada tanggal 26 September 2015. Mengirimkan empat kontingennya, Prodi Geofisika berhasil memperoleh medali emas pada cabang lari 100 m putri dan 200 m putri serta memperoleh perunggu pada cabang lari 200 m putra. Total pada hari pertama, Geofisika memperoleh dua medali emas dan satu medali perunggu. Perolehan ini membuat Geofisika berada pada posisi pertama pada putaran awal Dekan Cup dan ini cukup membuat Geofisika berada di atas angin.

 

Semakin Mulus

Jalan Geofisika untuk menjadi juara umum pada ajang Dekan Cup ini juga semakin mulus. Setelah cabang athletic memperoleh perolehan dua medali emas dan satu medali perunggu, cabang acoustic pada pekan kedua berhasil memperoleh medali emas setelah menyisihkan kompetitor lainnya. Perolehan tiga medali emas ini semakin mengokohkan posisi Geofisika di puncak. Selain itu, hasil dari cabang yang lain pun menunjukan trend yang positif. Walau tidak diimbangi oleh tim putri, namun kemenangan yang diraih oleh tim basket, tim futsal, badminton, tim tenis meja dan tim bola voli putra membuat Geofisika terus melangkah mendekati fase final. Namun sayang, cabang lainnya seperti catur, PES dan stand up comedy Geofisika gagal meloloskan kontingennya untuk terus melangkah lebih jauh.

 

Fisika Menggila, Kimia Semakin Dekat

Terus merasa di atas angin, membuat kontingen Geofisika sedikit kurang fokus terhadap lawan di bawahnya. Cabang yang dipertandingkan pada hari berikutnya ternyata membuat posisi klasemen mengalami perubahan. Tim badminton berhasil melaju ke babak semifinal. Kans untuk menjadi yang terbaik di cabang ini tentulah terbuka lebar, namun sayang, pada fase semifinal harus kalah dan pada perebutan medali perunggu, Geofisika harus gigit jari tidak memperoleh medali satu pun pada cabang ini. Sedangkan Fisika, kian mulus mencapai fase final dan berhasil memperoleh medali emas pada cabang ini. Pada cabang lain yakni cabang tenis meja, tim putri Geofisika tidak dapat melangkah jauh dan tidak dapat berkutik melawan kedikdayaan kontingen Fisika. Kontingen Fisika memperoleh medali emas pada cabang tenis meja putri, sedangkan kontingen Geofisika harus sudah angkat koper dari babak awal. Pada cabang tenis meja putra, persaingan Fisika dan Geofisika mulai nampak sengit. Setelah sama-sama berhasil meloloskan kontingennya ke fase final, Fisika dan Geofisika harus bertemu untuk memperebutkan medali emas. Pertandingan yang berjalan cukup alot ini akhirnya usai. Fisika memperoleh medali emas dan Geofisika harus puas dengan medali perak. Di cabang lain yakni bola voli, Geosika berhasil mencapai fase final. Bertemu Statistika di fase final, membuka memory di Mipalympic tahun lalu dimana Geofisika harus angkat koper melawan statistika di fase semifinal. Pertemuan ini menjadikan pertemuan Geofisika dengan Statistika di cabang bola voli semakin bertambah. Bermain cukup alot di babak pertama, ternyata tidak menjanjikan banyak hal, Statistika berhasil mencuri kemenangan pada set pertama. Dilanjutkan dengan set kedua, motivasi untuk membalas kekalahan pada pertemuan sebelumnya membuat tim Geofisika semakin menggila. Kejar mengejar angka terjadi hingga perhitungan point masuk ke waktu akhir pertandingan dan dilanjutkan dengan deuce. Sayang, usaha keras Geofisika untuk membalas kekalahn tahun lalu tidak kunjung tercapai. Statistika cukup tenang menghadapi serangan Geofisika dan hasil ini menjadikan Statistika sebagai juara pada cabang voli putra diikuti Geofisika yang memperoleh medali perak pada cabang ini. Sedangkan untuk tim putri, keberhasilan memperoleh medali perunggu sudah cukup membayar usaha selama dua pekan berlaga. Melihat dari apa yang diperoleh sementara pada pekan kedua, Geofisika tidak menambah medali emas satupun. Sedangkan Fisika memperoleh tiga emas yakni pada cabang badminton dan tenis meja. Hal ini membuat Fisika berada di puncak klasemen sementara dengan perolehan enam medalii emas, diikuti oleh Geofisika yang berada di bawahnya dengan perolehan tiga medali emas dan kimia juga dengan tiga medali emas. Hal ini membuat Geofisika gigit jari. Setelah satu pekan berada di atas angin, Geofisika harus tersingkir dari puncak klasemen dan berada di posisi kedua.

 

Buzzer Beater Geofisika

Misi untuk mengejar perolehan medali emas kian gencar disorakan. Ratusan ultrasseismics, tim supporter Geofisika, menduduki lapangan MIPA Utara dengan korsa merah yang mengitari sisi lapangan. Final cabang basket putra mempertemukan Elins dan Geofisika. Pertemuan ini menambah rekor pertemuan antara Geofisika dan Elins setelah sebelumnya Geofisika harus mengakui kehebatan Elins pada ajang Mipalympic tahun lalu. Final dengan intensitas tinggi ini memang cukup membuat tegang. Bagaimana tidak, hasil untuk siapa yang memperoleh medali emas pada cabang ini akan menentukan apakah Geofisika sanggup mengejar Fisika untuk menggesernya di puncak klasemen atau tidak. Sebelum pertandingan dimulai, puluhan pria dari tim supporter Geofisika masuk ke tengah lapangan untuk melakukan ritual sebelum pertandingan final, tarian haka. Suntikan semangat dari tim supporter ini cukup membuat tim basket putra Geofisika tampil menggila di pertandingan final. Kejar mengejar angka terus terjadi dari quarter pertama hingga quarter terakhir. Kondisi yang demikian membuat jantung ratusan supporter Geofisika berdegup kencang. Memasuki quarter terakhir, pertandingan semakin berjalan sengit. Kejar mengejar angka terus terjadi hingga waktu akhir. Papan skor menunjukan angka 36-34 untuk keunggulan Elins di menit-menit akhir. Waktu hampir usai, papan skor belum juga menunjukan keunggulan bagi Geofisika. Bola terakhir dimainkan, supporter Elins sudah menghitung mundur dari sepuluh dan wasit juga sudah melihat jam dan menempelkan peluit di mulutnya. Operan terakhir diberikan kepada Humaam, dengan sedikit kontrol dan tanpa penjagaan ketat dari Elins, Humaam mengambil inisiatif untuk melakukan three point di akhir waktu. Tembakan dilepaskan, seluruh supporter Geofisika hening. “Blast . .”, bola masuk ke jaring lawan dengan mulus, wasit pun memberikan kode kepada panitia bahwa bola masuk tiga angka. Peluit panjang berbunyi dan sebuah keajaiban terjadi. Geofisika berhasil menang. Buzzer beater yang dilakukan tim basket Geofisika membuat kedudukan berbalik 36-37 untuk Geofisika. Ratusan supporter Geofisika memasuki lapangan merayakan kemenangan yang tidak terduga ini. Hasil ini membuka kesempatan bagi Geofisika untuk mengejar Fisika di puncak klasemen dalam raihan medali. Perolehan medali emas di cabang basket putra membuat raihan medali Geofisika pada Dekan Cup berjumlah empat emas, masih tertinggal dua emas untuk mengejar Fisika di tangga klasemen. Kesempatan memperoleh medali emas hanya dapat dibebankan di cabang futsal dan fotografi yang masih menyisakan pertandingan di minggu akhir.

 12119257_1240368109314076_1196803311_o

Tidak Terduga

Memperoleh point satu dari dua pertandingan, membuat tim futsal putri Geofisika harus puas berada di posisi keempat dibawah Kimia, Statistika dan Fisika. Pertandingan masih menyisakan dua laga sebelum akhirnya juara diumumkan. Beban harus menang dua kali cukup membuat tim futsal putri Geofisika merasa berat dan ada rasa tidak mungkin. Bagaimana tidak, untuk menjadi juara, Geofisika harus menang dua kali dan tim Fisika serta Statistika harus mengalami satu kali kalah dan seri agar Geofisika berada di puncak grup. Pertandingan dilakoni dengan sabar. Bertemu dengan Fisika dan Matematika di pertandingan akhir, Geofisika berhasil memperoleh kemenangan berkat kecemerlangan Riya Rhesa dalam bermain. Pencetak gol terbanyak bagi tim Geofisika ini patut diacungi jempol. Didaulat sebagai kapten tim, Riya Rhesa berhasil mencetak gol di laga akhir dan berhasil membawa Geofisika memperoleh tujuh point. Hal yang tak terduga terjadi. Di pertandingan lainnya, ternyata Statistika memperoleh kekalahan dan di partai berikutnya, Statistika bertemu Fisika bermain imbang. Tentunya hal ini membawa tim futsal putri Geofisika memperoleh medali emas. Lain halnya dengan tim putri, tim putra Geofisika sudah dahulu melanggeng ke semifinal untuk menghadapi Statistika. Di partai semifinal, tim asuhan Coach Yohanes Dimas ini berhasil memperoleh kemenangan yang mengantarkan timnya ke fase final.  Di fase final, Geofisika harus menunggu pemenang antara Fisika dan Elins. Pertandingan Elins melawan Fisika berjalan dengan sengit hingga harus dilanjutkan pada babak adu penalti. Di babak adu penalti, nampaknya keberuntungan berpihak kepada Elins dan Fisika harus tertunduk lemas tidak masuk ke final dan tidak dapat mempertahankan medali emas yang telah diperolehnya pada tahun lalu. Babak final akhirnya mempertemukan Elins dan Geofisika. Pertemuan Elins dan Geofisika di fase final sudah yang kedua kalinya di ajang Dekan Cup ini setelah pertandingan basket di waktu lalu. Mengusung misi balas dendam atas kekalahan di final basket lalu, tim Elins begitu semangat memulai pertandingan. Menit-menit awal, Elins selalu berhasil menusuk pertahanan Geofisika di sisi kiri yang membuat pemain Elins bebas melakukan tembakan jarak dekat. Pertandingan terus bergulir dan Geofisika masih menemui jalan buntu untuk mencetak gol. Babak pertama usai, strategi diubah oleh Coach Yohanes. Mendorong Isnain sedikit kedepan dan Menarik Dani sedikit kebelakang dan menempatkan satu striker membuat lini tengah Geofisika terus memegang bola. Serangan kian gencar dilesatkan hingga akhirnya gol tercipta di menit-menit akhir pertandingan melalui kaki Isnain memanfaatkan bola muntah dari Dani. Tentunya, kemenangan ini menjadikan koleksi emas Geofisika sama dengan Fisika di klasemen Dekan Cup yakni sama-sama enam emas. Meskipun begitu, raihan medali perak dan perunggu yang lebih banyak ketimbang Fisika membuat Geofisika duduk nyaman di tangga klasemen dan berpeluang besar memperoleh juara umum. Terlebih, ketika cabang fotografi dimenangkan oleh Kimia yang membuatnya berhasil mengoleksi lima emas di bawah Geofisika dan Fisika.

 

Geofisika Emas!

Dekan Cup 2015 telah usai. Geofisika berhasil menutup rangkaian panjang kompetisi dengan kemenangan yang sungguh tidak terduga. Dinobatkan sebagai Juara Umum dan Tim Supporter Terbaik menjadikan usaha yang telah dilakukan terbayar lunas. Usaha untuk menjadi yang terbaik pada ajang ini juga bukanlah sesuatu yang instan. Persiapan terus dilakukan oleh masing-masing kontingen dan juga tim supporter untuk meramaikan ajang satu tahunan ini. Namun, euforia kemenangan ini janganlah menutupi rasa bersyukur kita kepada Allah. Sesungguhnya keberuntungan yang dialami di setiap pertandingan adalah buah karunia dari Allah SWT. Oleh karenanya, kesyukuran menjadi kunci utama dalam merayakan kemenangan ini. Geofisika Emas dan kita luar biasa.12165883_1240368105980743_1271318692_n2

Leave a comment

Your email address will not be published.