Mikrozonasi Gempabumi dengan Metode Horizontal to Vertical Spectral Ratio

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang mempunyai risiko gempabumi tektonik cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh posisi Indonesia yang berada di pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng-lempeng tektonik tersebut, akumulasi energi akibat tumbukan antarlempeng terkumpul sampai pada suatu titik dimana lapisan bumi tidak sanggup lagi menahan energi tersebut, sehingga dilepaskan dalam bentuk gempa bumi. read more

Read more
Eksplorasi Emas dengan Metode Induced Polarization (IP)

Emas merupakan unsur  kimia dengan symbol Au ( dalam bahasa latin : Aurum) dengan nomor atom 79. Emas tergolong native element atau unsure murni , hal ini didasarkan pada sifat kimia emas yang relative  tidak reaktif sehingga logam tersebut  dapat didapatkan dalam bentuk murninya walaupun di alam keberadaannya berpadu dengan logam lain. Emas juga tergolong dalam logam mulia mengingat memiliki nilai ekonomis yang tinggi dibandingkan dengan logam-logam lainnya.  Emas termasuk logam transisi (trivalent dan univalent) yang bersifat lunak, mudah ditempa (malleable), mengkilap, kuning, berat , dan ductile dengan kekerasan berkisar 2.5-3.0 (dalam Skala Mohs). Berat jenis logam ini tergantung pada logam lain yang berpadu dengannya. Berikut merupakan sifat fisik dan kimia unsure emas read more

Read more
Pemanfaatan Metode Seismik Pasif dalam Sistem Panas Bumi

Pada proses eksplorasi sumber daya alam di bumi saat ini sering digunakan metode geofisika yang didasarkan pada konsep penjalaran gelombang pada medium di dalam bumi yaitu metode seismic. Pada dasarnya metode seismic dibagi dua bagian yaitu metoe seismic aktif dan metode seismic pasif. Metode seismic aktif (refraksi dan refleksi) merupakan sebuah metode konvensional  yang sudah menjadi standar di dalam dunia eksplorasi, sedangkan metode seismic pasif masih jarang digunakan untuk keperluan eksplorasi dan masih sedikit pengembangannya. Metode seismic pasif ini menggunakan gelombang seismik yang dihasilkan oleh alam dengan frekuensi rendah yang bisa digunakan untuk pemantauan aktivitas gunung api, pemantauan patahan aktif, strategi mitigasi bencana dalam gempa bumi dan perkiraan bencana gempabumi, dan untuk pemantauan sistem panas bumi. read more

Read more
Papua dan Keunikan Bentuk Pulaunya

Merupakan sebuah hal yang sangat menarik jika membahas mengenai Pulau Papua. Salah satu gugus kepulauan besar yang dimiliki Indonesia ini merupakan pulau yang kaya akan potensi sumber daya alamnya. Tetapi pembahasan yang dilakukan disini bukan tentang kekayaan yang dimiliki oleh bumi Papua, melainkan keunikan dari bentuk pulaunya, terutama di bagian barat yang menyerupai kepala burung.

Secara administratif, Pulau Papua terletak pada posisi 130° 19’BT – 150° 48’ BT dan 10° 19’ LS – 10° 43’ LS. Menurut penelitian, 60 juta tahun yang lalu Pulau Papua masih berada di dasar lautan, dan tergolong sebagai pulau termuda di dunia, terbentuk dari endapan (Sedimentation) benua Australia dan pertemuan/tumbukkan antara lempeng Eurasia (Sunda Shelf) dan lempeng Indo-Australia (Sahul Shelf) serta lempeng Pasifik sehingga mengangkat endapan tersebut dari dasar laut Pasifik yang paling dalam ke atas permukaan laut menjadi sebuah daratan baru di bagian Utara Australia. read more

Read more
Ternate, Kehidupan di Tubuh Gunungapi Aktif Gamalama

Gunung Gamalama (+1.715 mdpl) adalah gunungapi aktif yang masih sering mengalami aktivitas erupsi. Hal ini membuat masyarkat Pulau Ternate was was ketika aktivitasnya Gamalama meningkat. Bagaimana tidak, Pulau Ternate benar-benar merupakan sebuah pulau gunungapi yang muncul dari dasar laut dan karena sumber daya alam yang melimpah, membuat banyak orang tergiur untuk tinggal di tubuh gunungapi ini. Gunungapi yang berdiri gagah ini mendampingi masyarakat di pulau yang memiliki jari-jari sekitar kurang dari 6,5 km, jarak yang teramat dekat dan beresiko tinggi terhadap keselamatan masyarakat yang hidup sekitarnya. read more

Read more
Selayang Pandang Metode Self Potential (SP)

Metode potensial diri atau sering disebut dengan metode SP (Self Potential) adalah metode dalam Geofisika yang paling sederhana dilakukan, karena hanya memerlukan alat ukur tegangan (milliVoltmeter) dan dua elektroda khusus (porous pot electrode). Metode potensial diri juga merupakan metode yang paling tua diantara metode-metode Geofisika yang lain. Metode ini telah diperkenalkan pada tahun 1830 di Inggris oleh Robert Fox. Metode Potensial Diri merupakan metode pasif dalam bidang Geofisika, karena untuk mendapatkan informasi bawah tanah dapat dilakukan melalui pengukuran tanpa menginjeksikan arus listrik melewati permukaan tanah. read more

Read more
Uji Ketahanan Tanah, Meminimalkan Dampak Bahaya Bencana Longsor

Dalam suatu situs berita, disebutkan bahwa setelah terjadi hujan lebat, terjadi longsor berupa sebuah batu raksasa dengan berat 20 ton dari puncak Bukit Menoreh di Dusun Katerban, Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah yang hampir menimpa rumah warga yang berada di bawahnya. Peristiwa ini tentu saja membuat ratusan warga resah akhirnya mengungsi untuk menghindari longsor jika hujan datang kembali. Dan hingga saat ini, batu tersebut masih menggantung di Bukit Menoreh. (Hartoyo, 2015) read more

Read more
Souvenir Village: The Solution for Employment’s Change As Impact Of Merapi Eruption 2010 In KRB II and III Sleman Regency

Pasca erupsi 2010, secara tidak langsung perubahan taraf hidup dan permasalahan pemenuhan kebutuhan sehari-hari mulai meluap ke permukaan. Ladang dan ternak yang menjadi urat nadi bagi pencaharian masyarakat petani di sekitar kaki Mahaguru Merapi kini telah hilang. Solusi bagi permasalahan tersebut adalah mengubah sudut pandang bencana menjadi sudut pandang “kekayaan”.

Abstrak dapat kamu baca selengkapnya disini.

Hastin Chandra Diantari, Hendra Guna Wijaya, Fachry Ahmad dan Aulia Rahmatika Utari, Geofisika 2012 read more

Read more
Dinamika Perubahan Kehidupan Masyarakat Lereng Merapi Sebelum dan Setelah Erupsi 2010

Gunung Merapi, sebagai gunung berapi aktif di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah menghadirkan keunikan tersendiri bagi masyarakat luar. Masyarakatnya seakan mampu bersahabat dengan Sang Gunung, yang dianggap memakmurkan mereka, melalui kekayaan alam yang diberikan. Berbagai kearifan lokal berkembang di lingkungan Merapi, yang juga dipengaruhi oleh kehadiran juru kunci Sang Gunung, „Mbah Marijan‟.

Harmonisasi ini mulai sedikit terusik oleh aktivitas erupsi Merapi 2010 lalu. Perubahan inilah yang akan dibahas dalam penelitian ini, melalui pengumpulan data sekunder dan telaah pustaka dari beberapa jurnal. Penelitian ini dilakukan untuk membahas dan menggambarkan perilaku masyarakat yang hidup berdampingan dengan Merapi sebelum dan setelah erupsi, kemudian dikerucutkan pada perbandingan aktivitas dan anggapan sosial yang berkembang sebelum dan setelah erupsi terlebih ketika Mbah Maridjan wafat. read more

Read more
Geophone dan Hydrophone, Cara Kita Dapat Berkomunikasi dengan Alam

“Bila seorang geofisikawan mampu mendengar, merekam, memproses, serta memahami makna pesan tersebut, maka dia akan memperoleh banyak informasi yang disampaikan oleh alam, Semuanya perlu dikuasai, mulai dari sensor dan instrumentasi perekaman yang menangkap pesan hingga pemodelan dan interpretasi untuk menerjemahkan.” Begitulah kutipan yang diambil dari pidato Prof. Dr. Sismanto, M. Si. dalam pengukuhannya sebagai guru besar UGM.

Metode Seismik merupakan salah satu metode dalam geofisika. Metode ini memanfaatkan gelombang seismik sebagai pembawa informasi. Agar kita dapat menangkap “pesan” yang disampaikan alam, kita memerlukan sensor dan instrumentasi. read more

Read more