Tulisan ini merupakan refleksi dari kepekaan penulis terhadap kondisi masyarakat Indonesia dan kerawanan bencana gunungapi yang menyelimutinya. Berada pada daerah lempeng tektonik aktif dunia, Indonesia menjadi negara dengan jumlah gunungapi terbanyak di dunia. Dengan jumlah masyarakat yang lebih dari dua ratus juta jiwa, ada sekitar lima juta jiwa dari masyarakat Indonesia hidup pada wilayah potensial bencana gunungapi. Keadaan ini tentunya membuat Indonesia menanggung beban berat dalam menjamin hajat hidup seluruh rakyatnya. Tak ayal, bencana gunungapi yang hampir terjadi setiap tahunnya menjadi ancaman utama bagi masyarakat dan pemerintah Indonesia.

Dengan masyarakat yang hidup pada wilayah potensial bencana gunungapi yang begitu besar, penanganan bencana secara preventif menjadi jawaban dari permasalahan kebencanan yang kurang sistemis di Indonesia. Pengaturan tata wilayah pemukiman pada daerah gunungapi berdasar morfologi erupsi vulkanik dan luncuran awan panas serta pembentukan sikap kemandirian pada masyarakatnya merupakan gagasan utama yang diajukan penulis.

Gagasan program SABANA (Desa Mandiri Bencana) gunungapi di Indonesia diharapkan mampu menjadi solusi bagi permasalahan mitigasi di Indonesia dengan konsep penataan tata ruang wilayah berdasarkan morfologi erupsi vulkanik dan awan panas. Harapannya, dengan pola penataan tata ruang wilayah yang baik akan membentuk suatu masyarakat yang mandiri dan membentuk kehidupan masyarakat yang aman dan harmonis dengan gunungapi.

Tulisan ilmiah dapat dibaca selengkapnya disini.

Wahyu Kusdyantono, Hendra Guna Wijaya dan Dina Sari Handayani, Geofisika 2012

Leave a comment

Your email address will not be published.