Indonesia berada pada zona Ring of Fire. Hal tersebut mengakibatkan Indonesia memiliki banyak gunung api berstatus aktif. Dari banyaknya gunung api tersebut tentu saja memiliki banyak keuntungan dan kerugian. Salah satu kerugiannya yakni tingginya risiko erupsi gunung berapi, untuk itu perlu adanya monitoring gunug api sebagai upaya mengurangi korban jiwa.

Tahukah kalian bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki 127 gunung api yang berstatus aktif? Dari 127 gunung api tersebut baru 69 gunung api yang terpantau oleh alat seismik. Pemantauan gunung api merupakan salah satu kegiatan yang penting dilakukan di Indonesia.  Tujuan dari pemantauan gunung api antara lain:

  1. Mengevaluasi aktivitas yang ada di dalam gunung api serta melakukan tindakan mitigasi apabila diperlukan.
  2. Mengetahui adanya anomali sebagai indikasi akan terjadinya erupsi atau sebaliknya.
  3. Menentukan status gunung api dan memperkirakan besar letusan.

Sumber Gambar: Suara.com

Metode seismik merupakan metode yang banyak digunakan dalam pemantauan gunung api. Keunggulan dari metode seismik dalam survei gunung api yaitu dapat melakukan mapping sekaligus monitoring. Dasar dari metode seismik digunakan dalam pemantauan gunung api yaitu adanya gejala peningkatan aktivitas sesimik. Peningkatan aktivitas seismik dipengaruhi oleh adanya magma dari dalam perut bumi naik menuju permukaan. Batuan yang ada di sekelilingnya akan mengalami tekanan. Apabila batuan-batuan tersebut sudah tidak mampu untuk menerima tekanan maka akan muncul retakan dan terjadi gempa vulkanik.

Penentuan koordinat hiposenter juga sangat penting dilakukan dalam pemantauan gunung api. Apabila gempa vulkanik terjadi pada hiposenter yang dominan sama secara terus menerus maka dapat diindikasi adanya peningkatan aktivitas gunung api. Sebaliknya, apabila gempa vulkanik terjadi pada posisi yang berbeda dari sebelumnya maka dapat memicu munculnya sebuah kubah lava yang baru.

Skema sistem pemantauan seimik pada gunung api:

  1. Sistem Pencatat
  2. Sistem Penerima

Sumber:

Darmali, Dedi. (2017). Akuisisi Seismik untuk Monitoring Gunung Api [Online]. Available at: https://docplayer.info/44499195-Akuisisi-seismik-untuk-monitoring-gunungapi.html [Diakses pada 10 Juli 2020].

Nersafitra, Paramitha, dkk. (2015). Deteksi Anomali Pemantauan Aktivitas Gunung Merapi Menggunakan Kombinasi Metode Jaringan Syaraf Tiruan Propagasi Balik dan Logika Fuzzy. [Online]. Available at: http://academia.edu [Diakses pada 10 Juli 2020].

Sudana, Kadek Dewi Adistyawati Putri,dkk. (  ). Distribution Hypocenter Vulcanic Earthquake at Semeru Mountain Lumajang East Java [Online]. Available at: http://jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelF401FE6EEF47A4D6D306B07213015BA9.pdf  [Diakses pada 10 Juli 2020].

 

 

Leave a comment

Your email address will not be published.