Kamis, (6/02/14), HMGF UGM mengadakan kunjungan lembaga ke Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI). Kegiatan ini bertempat di Patra Office Tower, Jakarta. Kunjungan lembaga ini dilaksanakan berdasarkan program kerja Departemen Hubungan Masyarakat HMGF UGM tahun 2014, dengan tujuan menjalin silaturahmi kelembagaan, serta membahas perkembangan dunia geofisika dari sisi Profesi-Pendidikan. Acara ini dihadiri oleh perwakilan-perwakilan dari HMGF—Bambang Trio Sumbodo (GF 2011), Dina Sari Handayani (GF 2012), dan Novita Sari (GF 2011). Adapun perwakilan dari HAGI adalah Bapak Mailendra Tibri selaku Sekretaris Jendral HAGI periode 2012-2014. Acara ini terbagi menjadi tiga sesi utama, yaitu perkenalan HMGF UGM—meliputi program kerja HMGF UGM 2014 beserta sejarah HMGF; perkenalan HAGI; dan diskusi mengenai topik-topik kelembagaan maupun kegeofisikaan.

Ketika perwakilan dari HMGF berkesempatan mempresentasikan program kerja HMGF, terdapat beberapa program kerja yang mendapatkan reaksi positif dari Bapak Mailendra, salah satunya adalah Pioneer (kelompok penelitian geofisika UGM) yang akan menjalankan riset di daerah Yogyakarta. Pak Mailendra sangat berharap riset ini dapat terlaksana sebagai the real research, karena menurut beliau, sangat sedikit riset di Indonesia yang hasilnya memiliki manfaat yang aplikatif bagi masyarakat. Di samping itu, kebanyakan dari riset yang ada di Indonesia masih bersifat komersial.

Selain Pioneer, Beliau juga mendukung adanya pelatihan jurnalistik, dan pelatihan pembuatan karya tulis. Sebab, ungkap beliau, salah satu kendala bagi geofisikawan Indonesia adalah adanya  kesulitan dalam menyusun sebuah tulisan.

Selanjutnya, Pak Mailendra memperkenalkan HAGI dan memaparkan program kerja HAGI periode kepengurusan 2012-2014. Ada tiga tujuan yang ingin dicapai dari program kerja tersebut, yaitu: diseminasi (mempertemukan riset dengan komunitas); menjadi wadah bagi kegiatan yang berada dalam ruang lingkup geofisika; dan pelestarian data.

Diseminasi merupakan tujuan utama yang ingin dicapai HAGI. Beliau mengakui bahwa program kerja kepengurusan HAGI periode 2012-2014 ini adalah research-based (menitikberatkan dalam riset dan pengembangannya). Beliau pun menambahkan bahwa program kerja HMGF seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya serupa dengan diseminasi yang ingin dicapai HAGI, sehingga beliau sangat mengapresiasi hal tersebut.

HAGI pun bercita-cita agar dapat mewadahi semua kegiatan yang berhubungan dengan kegeofisikaan. “Sekarang ini, orang-orang  jika berbicara geofisika dikaitkannya hanya dengan migas. Padahal, masih banyak aspek lain yang bias disokong oleh geofisika, misalnya panas bumi, pertambangan, Geo-Society, bahkan pertahanan”. Ungkap Pak Mailendra.

“Dan jika kita merujuk pada definisi geofisika menurut Robert R Sheriff,” lanjut beliau, “Dasar dari ilmu geofisika adalah matematika dan fisika, yang mana dalam aplikasinya erat hubungannya dengan pengolahan suatu gelombang.”

Pak Mailendra berharap agar HAGI dapat menjadi ruang lingkup bagi aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan ilmu kebumian pada umumnya, dan ilmu geofisika pada khususnya. Beliau berekspektasi pula agar Indonesia dapat membangun industri yang dimiliki sendiri oleh Negara, dan bebas dari campur tangan orang asing. Tutur Pak Mailendra, industri di Indonesia, terutama industri migas, tidak ada yang seratus persen dimiliki oleh negara. Bahkan, salah satu perusahaan energi di Indonesia yang cenderung besar dan kuat pun, menurut beliau tidak dapat dikatakan sepenuhnya mandiri. Hal itu disebabkan karena pihak industri lokal masih menggunakan sumber daya dari pihak luar—seperti mesin, pipa, serta processing software.

Tujuan ketiga dari program kerja HMGI adalah pelestarian data. Bapak Mailendra menekankan bahwa kekurangan geophysicist di Indonesia adalah lemahnya sumber daya manusia Indonesia dalam memanajemen data. Sangat disayangkan jika institusi atau pihak individu terkait tidak mengadakan usaha atas pelestarian data-data yang ada. Padahal, menurut beliau, meskipun riset yang dijalankan bukan merupakan riset komersial, hasil riset memang sudah seharusnya wajib dilestarikan. Karena hal ini akan memudahkan berbagai penelitian yang akan, atau sedang berjalan, sehingga menciptakan sebuah kesinambungan. Beliau pun mengakui bahwa hal ini terjadi karena belum adanya blueprint riset nasional.

Sebelum acara berakhir, Pak Mailendra mengungkapkan bahwa beliau merespons positif adanya kegiatan kunjungan lembaga ini. Beliau pun menyarankan agar mahasiswa lebih aktif melakukan banyak kunjungan ke berbagai himpunan ahli lainnya, seperti IAGI, IPA, Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI), dan sebagainya. Beliau berpesan, “Program kerja dari HMGF UGM menurut saya sudah sangat bagus, dan kalian harus bekerja keras untuk mewujudkannya. Karena, generasi muda seperti kalianlah yang selanjutnya akan memimpin bangsa ini. Semoga dapat mewujudkan cita-cita untuk membangun industri yang seratus persen dimiliki oleh bangsa”

Dina Sari Handayani | GF 12

Leave a comment

Your email address will not be published.