Post Event Geophysics Expedition 2022

Geophysics Expedition merupakan rangkaian program kerja dari departemen akademik HMGF UGM yang bertujuan untuk mengenalkan medan lapangan serta kegiatan akuisisi menggunakan metode Geofisika.

Kegiatan terdiri 3 rangkaian acara. Ketiga rangkaian acara tersebut adalah yang pertama pre-event yaitu sesi kelas dan coba alat. Kedua Main event yaitu kegiatan akuisisi di lapangan, dan Terakhir Post event yaitu pengolahan data dan pembuatan poster.

Kegiatan Geophysics Expedition telah terlaksana pada tanggal 29 Juli – 1 Agustus 2022 di desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. read more

Apa Sih Offshore Drilling itu?

Offshore Drilling adalah kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi yang dilakukan di lepas pantai atau jauh dari daratan. Dalam kegiatan offshore, eksplorasi dan eksploitasi dilaksanakan dengan menggunakan Platform Lepas Pantai terpancang (JacketJack up dan lain-lain) maupun terapung (Spar, TLP, FPSO dan lain-lain).

Untuk mengetahui lebih jelas lagi mengenai offshore drilling simak videonya yaa.
Dan jangan lupa pantengin terus instagram HMGF biar ga ketinggalan informasi geofisiana berikutnya. read more

Pemanfaatan Metode Resistivitas dalam Pendugaan Air Tanah

Metode geolistrik adalah metode geofisika yang memanfaatkan sifat-sifat kelistrikan untuk menginterpretasikan permukaan bawah bumi. Metode geolistrik itu sendiri merupakan salah satu metode geofisika aktif. Dikatakan metode geofisika aktif karena prinsip utamanya yaitu menginjeksikan arus listrik yang berasal dari luar sistem ke dalam tanah. Tujuan utama dari metode geolistrik yaitu untuk mencari nilai resistivitas dari suatu batuan. Semakin tinggi nilai resistivitas maka batuan tersebut semakin sulit dialiri arus listrik, begitupun sebaliknya. Selain itu, dapat pula digunakan untuk mencari sifat kelistrikan lainnya seperti medan induksi dan potensial diri. Di dalam metode geolistrik ini dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: read more

Magnetotelurik dalam Studi Eksplorasi Panas Bumi di Indonesia

Metode elektromagnetik adalah metode geofisika yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik alamiah maupun buatan manusia untuk mengetahui sifat fisis (resistivitas) di bawah permukaan bumi. Pemanfataan metode elektromagnetik disesuaikan dengan sumber daya manusia dan sumber daya alam pada setiap negara. Metode ini dapat dimanfaatkan untuk eksplorasi sumber daya geologi (seperti panas bumi, minyak dan gas bumi, serta bahan tambang) maupun dimanfaatkan untuk penelitian kegempaan. Di Indonesia, metode elektromagnetik sering dimanfaatkan untuk eksplorasi panas bumi, mengingat sumber daya panas bumi yang ada di Indonesia masih sangat melimpah (lihat postingan sebelumnya mengenai “Potensi Melimpah dari Geothermal”). read more

Megathrust : Pahami, Bukan Takuti

Akhir-akhir ini ramai menjadi perbincangan mengenai tsunami setinggi 20 meter yang berpotensi menerjang pesisir selatan pulau Jawa. Potensi tsunami ini terjadi akibat adanya gempa yang terjadi pada zona subdusi di bagian selatan Pulau Jawa. Zona subduksi di sebelah selatan Indonesia ini terbentuk dari pertemuan tiga lempeng aktif yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Zona subduksi sendiri merupakan area bertemunya lempeng samudra yang tersusun atas batuan basal dengan densitas tinggi dan lempeng benua yang densitasnya lebih rendah. Kontak antara kedua lempeng merupakan sumber gempa dengan kekuatan yang besar atau seringkali disebut megathrust. [1] read more

Menyelisik Lebih Dalam : Geopark Kaldera Toba

Kaldera merupakan sebuah kawah vulkanik yang terbentuk akibat adanya proses erupsi yang sangat besar. Erupsi tersebut disertai dengan runtuhnya batuan penyangga ke dalam dapur magma. Batuan penyangga gunung api retak dikarenakan magma yang terus menerus medesak keluar dengan volume yang sangat besar. Hingga pada akhirnya, batuan tersebut runtuh dan menghasilkan kawah vulkanik. Umumnya, kaldera dikelilingi oleh sisi-sisi yang curam.

Field Camp 2018

 

“Wahai geofisikawan muda, ketika matahari datang menyambut, kalian datang tanpa rasa takut, dengan semangat yang ikut turut, karena jiwa dan hati kalian saling terpaut, genggaman tangan yang saling bertaut-taut, tidak tanpa tekad yang terus memagut.

Teriakan yang sangat lantang, layaknya seorang ksatria siap perang, tak hiraukan jam yang terus berdentang, tak hiraukan hari yang kian petang.”  (Andhika, 2018)

Dua bait puisi yang menggambarkan betapa panjang dan berartinya Fieldcamp 2018, baik bagi peserta, dosen, maupun panitia. read more

Geofisika: Sang Pengungkap Misteri Bumi

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga Majalah SPECTRAL edisi ke-4 ini dapat terselesaikan.

Apa itu bumi? Siapa sebenarnya Geofisika? Apa uniknya bumi dan geofisika?
Bumi adalah sebuah planet yang penuh misteri. Tak ada manusia yang tau apa saja yang ada di dalam planet ini secara pasti. Hal tersebut adalah tugas kami Geofisika. Karena kami adalah SANG PENGUNGKAP MISTERI BUMI.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua anggota redaksi yang telah bekerja keras dalam pembuatan majalah dan seluruh pihak yang telah membantu dan mendampingi kami. Dari penulisan majalah ini masih banyak dijumpai kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk membenahi kekurangan dan kesalahan sehingga menjadikannya lebih baik. Selain itu, apabila ditemukan kata – kata yang kurang sopan dalam penulisan majalah ini, kami segenap pihak redaksi memohon maaf.
Departemen Multimedia dan Informasi
HMGF UGM
#SatuJiwaJayaGeofisika

Prosesing Data Seismik : Dekonvolusi

dekonvolusi

Gambar 1. Proses Respon Gelombang setelah Dekonvolusi
(diambil dari www.quora.com)

Dekonvolusi adalah suatu proses dimana sebuah wavelet (gelombang yang merepresentasikan satu reflektor) dipadatkan. Wavelet harus dipadatkan karena wavelet yang panjang menyebabkan berkurangnya kemampuan wavelet tersebut untuk membedakan suatu perlapisan. Proses dekonvolusi juga dapat meredam multiple untuk setiap lokasi reflektor. Untuk memahami dekonvolusi, dibutuhkan pemahaman tentang impedansi akustik, karena impedansi akustik merupakan unsur penting dalam proses dekonvolusi.

Impedansi akustik terjadi karena adanya kontras dari densitas dan kecepatan yang mengakibatkan gelombang seismik dapat memantul kembali ke atas. Oleh karenanya kita dapat mengetahui koefisien refleksi dari setiap  seismogram. Rekaman seismogram dapat dimodelkan sebagai konvolusi antara sumber wavelet dengan impuls respon dari bumi. Sumber wavelet terdiri dari komponen-komponen seperti filter perekaman, konfigurasi dari perekaman, source signature, dan lain-lain. Sementara itu impuls respon adalah respon dari bumi terhadap gelombang seismik jika source wavelet berbentuk spike.

Karena kondisi bawah permukaan yang tidak ideal, source wavelet yang masuk kedalam bumi tidak lagi dapat berbentuk spike, oleh karenanya harus dilakukan proses dekonvolusi untuk dapat memadatkan source wavelet tersebut menjadi spike. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai metode dalam proses dekonvolusi. Adapun beberapa proses dekonvolusi tersebut yaitu

  1. Spiking Deconvolution
  2. Filter Inversi Least Square
  3. Predictive Deconvolution
  4. Inversi Source Wavelet

Dalam melakukan proses dekonvolusi, setidaknya terdapat tujuh asumsi yang digunakan, asumsi tersebut yaitu :

  • Bumi terbuat dari perlapisan yang horizontal dan memiliki kecepatan yang konstan
  • Sumber gelombang hanya terdiri dari gelombang P tanpa adanya gelombang S
  • Bentuk source wavelet tidak berubah seiring menjalar ke bawah permukaan
  • Komponen noise tidak ada
  • Bentuk source wavelet diketahui
  • Reflektivitas merupakan proses yang acak. Hal tersebut berdampak pada seismogram akan memiliki karakteristik dari waveletnya dilihat dari autocorrelation dan amplitudo spektrum
  • Wavelet seismik memiliki fase minimum karena inversinya merupakan minimum-phase
  • read more

    Analisis Atribut Seismik dan Seismik Stratigrafi Pada Lapangan Offshore

    Dunia minyak dan gas bumi merupakan salah satu bagian penyuplai terbesar kebutuhan suatu negara, hingga banyak negara (termasuk negara berkembang) menjadi pengekspor minyak dan gas bumi ke berbagai negara berkembang lainnya. Seiring berjalannya waktu, produksi minyak dan gas bumi mulai menurun, hingga negara berkembang yang awalnya merupakan pengekspor minyak dan gas bumi, saat ini kembali menjadi importir salah satu bahan pokok berjalannya roda kehidupan saat ini.

    Proses transaksi minyak dan gas bumi tentu dimulai dari proses pencariannya yang disebut eksplorasi dan proses pengambilannya disebut eksploitasi. Proses eksplorasi minyak dan gas bumi harus memperhatikan keberadaan pemukiman warga, tetapi proses eksploitasinya dapat dilakukan dimana saja seiring pesatnya perkembangan teknologi dunia minyak dan gas bumi. Salah satu yang harus lebih diperhatikan dalam hal krisisnya transaksi minyak dan gas bumi ini adalah proses eksploitasinya, tentu sudah sering dilakukan proses eksplorasi minyak dan gas bumi ini oleh berbagai perusahaan perminyakan dan gas, baik pada kedalaman yang dangkal hingga yang sangat dalam, tapi frekuensi gagalnya eksploitasi sumber daya alam ini juga terus meningkat. Sehingga yang perlu diperbaiki dalam hal menghindari krisis transaksi minyak dan gas bumi adalah proses eksplorasinya.

    Proses eksplorasi minyak dan gas bumi sendiri terus mengalami berbagai inovasi, hingga eksplorasi dapat dilakukan dimana saja, baik di darat maupun di laut. Dimana, proses eksplorasi di darat disebut dengan onshore dan proses eksplorasi di laut disebut dengan offshore. Pencarian salah satu primadona sumber daya alam ini adalah melalui proses analisis atribut seismik sehingga dapat melihat secara kebih detail untuk keberadaan petroleum system juga proses analisis seismik stratigrafi untuk mengetahui proses pembentukan petroleum system daerah eksplorasi. Hingga saat ini, seringkali proses eksplorasi minyak dan gas bumi ini berada pada lapangan di bagian laut atau offshore. Sebagai contoh pada lapangan minyak di Indonesia adalah lapangan mahakam yang berada di sebelah timur Pulau Kalimantan yang dikerjakan oleh Total E&P Indonesie.

    Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi adalah menggunakan metode seismik, terutama seismik refleksi sehingga mendapatkan kedalaman dan resolusi batas lapisan seismik yang baik. Data seismik yang digunakan menggunakan format SEG-Y dengan data tambahan adalah data log sumur, yaitu data log resistivitas dan gamma-ray dan data check shot. Dimana, data check shot digunakan untuk menentukan hasil dari konversi waktu ke kedalaman sehingga dari hasil tersebut dapat dikorelasikan posisi reservoir hidrokarbon pada proses well-to-seismic tie.

    1

    Gambar 1. Litologi, batas sekuen, dan system tract

    2

    Gambar 2. Reservoar batupasir

    3

    Gambar 3. Parasekuen

    Analisis Data Log

    Prosedur untuk analisis batas stratigrafi diadopsi dari Vail and Wonardt (1991) menggunakan proses delineasi pada perbedaan litologi dan perbedaan respon pengukuran pada sinyal log gamma-ray yang mana menangkap respon aktivitas radioaktif alami pada suatu formasi batuan, dimana diantara jangkauan 0 hingga 150 API (American Petroleum Institute) dengan referensi nilai shale adalah 75 API.

    Analisis Sekuen Seismik

    Data seismik, suatu struktur geologi dapat diidentifikasi, seperti patahan. Untuk dapat lebih mudah dalam interpretasi data seismik, digunakanlah atribut seismik agar lebih jelas mengamati potensi daerah eksplorasi. Sebagai contoh, untuk atribut instantaneous phase digunakan untuk meningkatkan terminasi reflektor pada suatu survey seismik. Hasil pengamatan terminasi tersebut dapat menggambarkan sejarah terjadinya erosi hingga tract system, seperti toplap, downlap, dan onlap.

    Well-to-Seismic Tie

    Penggunaan data sumur adalah untuk mengetahui keadaan litologi bawah permukaan secara detail dan membantu proses interpretasi data seismik. Well-to-Seismic Tie ini bisa disebut proses korelasi data seismik dengan data sumur, dimana data korelasi yang digunakan menggunakan data checkshot yang akhirnya dapat mengetahui keberadaan reservoar hidrokarbon, system tract, dan fasiesnya.

    Analisis Fasies Seismik

    Analisis fasies seismik dilakukan untuk mengetahui lingkungan pengendapan area survey. Gelombang seismik mampu melakukan penetrasi dan merefleksikan batuan sedimen hingga detil batas litologinya, tapi tidak dapat diketahui jenis batuan sedimen tersebut. Untuk menentukan fasies seismik, dapat dibagi menjadi beberapa karakter, dimana untuk karakteristik internal batuan dapat dibagi menjadi paralel, divergen, dan chaotic. Dan, utnuk konfigurasi pengukuran refleksi batuannya dapat dikelompokkan menjadi kontinuitas, amplitudo, dan frekuensi.

    Analisis Atribut Seismik

    Atribut seismik digunakan untuk memudahkan proses interpretasi data seismik. Berbagai atribut seismik yang digunakan pun juga memiliki tujuan masing-masing, seperti instantaneous phase untuk mengetahui posisi patahan dan prospek hidrokarbon. Atribut seismik yang bernama sweetness berfungsi untuk mengidentifikasi pasir dan batupasir menggunakan data seismik 3D pada lapisan klastik, dimana atribut ini merupakan kombinasi dari atribut instantaneous frequency dan kuat refleksi atau reflection strength.

     

     

     

    Rahmat Hidayat

    Geofisika UGM 2014

    Departemen Multimedia dan Informasi

    HMGF UGM

    #SatuJiwaJayaGeofisika