Dunia minyak dan gas bumi merupakan salah satu bagian penyuplai terbesar kebutuhan suatu negara, hingga banyak negara (termasuk negara berkembang) menjadi pengekspor minyak dan gas bumi ke berbagai negara berkembang lainnya. Seiring berjalannya waktu, produksi minyak dan gas bumi mulai menurun, hingga negara berkembang yang awalnya merupakan pengekspor minyak dan gas bumi, saat ini kembali menjadi importir salah satu bahan pokok berjalannya roda kehidupan saat ini.
Proses transaksi minyak dan gas bumi tentu dimulai dari proses pencariannya yang disebut eksplorasi dan proses pengambilannya disebut eksploitasi. Proses eksplorasi minyak dan gas bumi harus memperhatikan keberadaan pemukiman warga, tetapi proses eksploitasinya dapat dilakukan dimana saja seiring pesatnya perkembangan teknologi dunia minyak dan gas bumi. Salah satu yang harus lebih diperhatikan dalam hal krisisnya transaksi minyak dan gas bumi ini adalah proses eksploitasinya, tentu sudah sering dilakukan proses eksplorasi minyak dan gas bumi ini oleh berbagai perusahaan perminyakan dan gas, baik pada kedalaman yang dangkal hingga yang sangat dalam, tapi frekuensi gagalnya eksploitasi sumber daya alam ini juga terus meningkat. Sehingga yang perlu diperbaiki dalam hal menghindari krisis transaksi minyak dan gas bumi adalah proses eksplorasinya.
Proses eksplorasi minyak dan gas bumi sendiri terus mengalami berbagai inovasi, hingga eksplorasi dapat dilakukan dimana saja, baik di darat maupun di laut. Dimana, proses eksplorasi di darat disebut dengan onshore dan proses eksplorasi di laut disebut dengan offshore. Pencarian salah satu primadona sumber daya alam ini adalah melalui proses analisis atribut seismik sehingga dapat melihat secara kebih detail untuk keberadaan petroleum system juga proses analisis seismik stratigrafi untuk mengetahui proses pembentukan petroleum system daerah eksplorasi. Hingga saat ini, seringkali proses eksplorasi minyak dan gas bumi ini berada pada lapangan di bagian laut atau offshore. Sebagai contoh pada lapangan minyak di Indonesia adalah lapangan mahakam yang berada di sebelah timur Pulau Kalimantan yang dikerjakan oleh Total E&P Indonesie.
Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi adalah menggunakan metode seismik, terutama seismik refleksi sehingga mendapatkan kedalaman dan resolusi batas lapisan seismik yang baik. Data seismik yang digunakan menggunakan format SEG-Y dengan data tambahan adalah data log sumur, yaitu data log resistivitas dan gamma-ray dan data check shot. Dimana, data check shot digunakan untuk menentukan hasil dari konversi waktu ke kedalaman sehingga dari hasil tersebut dapat dikorelasikan posisi reservoir hidrokarbon pada proses well-to-seismic tie.
Gambar 1. Litologi, batas sekuen, dan system tract
Gambar 2. Reservoar batupasir
Gambar 3. Parasekuen
Analisis Data Log
Prosedur untuk analisis batas stratigrafi diadopsi dari Vail and Wonardt (1991) menggunakan proses delineasi pada perbedaan litologi dan perbedaan respon pengukuran pada sinyal log gamma-ray yang mana menangkap respon aktivitas radioaktif alami pada suatu formasi batuan, dimana diantara jangkauan 0 hingga 150 API (American Petroleum Institute) dengan referensi nilai shale adalah 75 API.
Analisis Sekuen Seismik
Data seismik, suatu struktur geologi dapat diidentifikasi, seperti patahan. Untuk dapat lebih mudah dalam interpretasi data seismik, digunakanlah atribut seismik agar lebih jelas mengamati potensi daerah eksplorasi. Sebagai contoh, untuk atribut instantaneous phase digunakan untuk meningkatkan terminasi reflektor pada suatu survey seismik. Hasil pengamatan terminasi tersebut dapat menggambarkan sejarah terjadinya erosi hingga tract system, seperti toplap, downlap, dan onlap.
Well-to-Seismic Tie
Penggunaan data sumur adalah untuk mengetahui keadaan litologi bawah permukaan secara detail dan membantu proses interpretasi data seismik. Well-to-Seismic Tie ini bisa disebut proses korelasi data seismik dengan data sumur, dimana data korelasi yang digunakan menggunakan data checkshot yang akhirnya dapat mengetahui keberadaan reservoar hidrokarbon, system tract, dan fasiesnya.
Analisis Fasies Seismik
Analisis fasies seismik dilakukan untuk mengetahui lingkungan pengendapan area survey. Gelombang seismik mampu melakukan penetrasi dan merefleksikan batuan sedimen hingga detil batas litologinya, tapi tidak dapat diketahui jenis batuan sedimen tersebut. Untuk menentukan fasies seismik, dapat dibagi menjadi beberapa karakter, dimana untuk karakteristik internal batuan dapat dibagi menjadi paralel, divergen, dan chaotic. Dan, utnuk konfigurasi pengukuran refleksi batuannya dapat dikelompokkan menjadi kontinuitas, amplitudo, dan frekuensi.
Analisis Atribut Seismik
Atribut seismik digunakan untuk memudahkan proses interpretasi data seismik. Berbagai atribut seismik yang digunakan pun juga memiliki tujuan masing-masing, seperti instantaneous phase untuk mengetahui posisi patahan dan prospek hidrokarbon. Atribut seismik yang bernama sweetness berfungsi untuk mengidentifikasi pasir dan batupasir menggunakan data seismik 3D pada lapisan klastik, dimana atribut ini merupakan kombinasi dari atribut instantaneous frequency dan kuat refleksi atau reflection strength.
Rahmat Hidayat
Geofisika UGM 2014
Departemen Multimedia dan Informasi
HMGF UGM
#SatuJiwaJayaGeofisika