Desa binaan merupakan salah satu program kerja unggulan HMGF dari Departemen PSDM. Program kerja yang terbilang baru ini mengusung tema HMGF in action, karena program ini lebih mengedepankan suatu aksi atau tindakan nyata yang dapat mahasiswa khususnya geofisikawan lakukan dalam mengabdikan diri untuk bangsa. Berbeda dengan KKN, disini tujuan kami adalah berbagi ilmu dan membangun relasi antar warga desa dengan mahasiswa geofisika itu sendiri.

Pada periode 2016 ini, panitia membagi program kerja ini menjadi 4 kali  kunjungan  dengan konsep acara yang berbeda-beda. Hal ini bertujuan untuk   mengembangkan berbagai potensi bidang ilmu yang  bisa didapatkan sebuah desa, tentunya konsep-konsep ini terlebih dahulu disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada desa terkait.

1

Gambar 1. Semangat HMGF UGM  menuju Seboratu

HMGF in Action: Chapter I diikuti sebanyak 22 panitia, 15 volunteers dan 21 warga  desa. Acara dimulai sekitar pukul 10 pagi dengan menampilkan mini drama komedi tentang menjaga kebersihan. Mini drama ini melibatkan beberapa panitia dan volunteers yang merepresentasikan berbagai macam karakter. Selain sebagai hiburan dan pemecah suasana, mini drama ini bertujuan sebagai wujud representasi kehidupan kita sehari-hari agar masyarakat juga dapat memahami maksud dari penyuluhan dan workshop mengenai lingkungan ini terlebih  akan  atensi mereka terhadap sampah.Pada tanggal 23 april 2016 di desa Dlingo telah terselenggara acara HMGF In Action: Chapter I yang bertemakan lingkungan. Acara ini sendiri memiliki tagline “ Budaya 3R untuk Dlingo yang lebih Bersih”. Dalam pelaksanaannya kami bekerja sama dengan Gardu Action atau Garbage Care and Education yang merupakan sebuah organisasi dari pemuda Parangtritis yang tergerak hatinya untuk peduli terhadap sampah dan mengolahnya dari “useless menjadi useful”.                         

3

Gambar 2. Bagian dari scene mini drama

Acara pertama dimulai dengan penyuluhan bertemakan “3R” (reduce, reuse, dan recycle), karena melihat kondisi lingkungan Desa Dlingo, didapati bahwa masyarakat desa masih kurang kesadaran akan masalah  lingkungan khususnya bidang sampah. Dengan ini kami memperkenalkan bagaimana mengolah sampah (anorganik) agar tidak menjadi masalah untuk kemudian hari dan juga dengan harapan bak sampah yang ada di Desa Dlingo bisa bernasib sama dengan  sampah yang ada di Parangtritis yaitu dari “useless berubah menjadi useful”.

2

Gambar 3.  Penyuluhan 3R oleh Gardu Action

Penyuluhan berjalan selama 1 jam 45 menit. Penyuluhan ini berisi penjelasan mengenai sampah anorganik, dampak nyata yang ditimbulkan, cara penanggulangan sampah anorganik dengan langkah 3R, serta penayangan video kenampakan alam yang telah rusak akibat sampah anorganik. Para warga sangat antusias dalam melemparkan berbagai pertanyaan maupun tanggapan kepada pembicara.

                                                 4

Gambar 4.  Antusiasme warga pada saat penyuluhan

Setelah ishoma, berlanjut ke  acara  kedua yaitu  Workshop. Workshop ini merupakan wujud diterapkannya langkah 3R yang mengedepankan  pemanfaatan kembali sampah anorganik (plastik dan botol air mineral) yang diubah menjadi Eco-Brick. Kedepannya Eco-Brick  ini lebih memiliki nilai guna serta  nilai ekonomis dibandingkan dengan wujud sampah sebelumnya. Langkah seperti ini dikenal dengan sebutan recycle.

 5

Gambar 5. HMGF UGM yang membaur dengan para masyarakat unutk membuat Eco-Brick

Dalam proses pembuatannya tidak hanya warga desa namun volunteers dan sebagian panitia juga ikut serta membuat Eco-Brick  ini. Terjadi sedikit kendala dimana sampah yang telah dikumpulan kurang, sehingga para peserta workshop  harus turun tangan langsung untuk memungut sampah di sekitar lingkungan desa. Kumpulan Eco-Brick yang sudah jadi  tersebut dijadikan satu dan dilem membentuk sebuah rumus. Gardu action sendiri mengajarkan dua rumus yaitu rumus heksagonal dan rumus module.

Setelah segala persiapan dan eksekusi pada hari H berhasil dilakukan, membuahkan hasil diluar ekspetasi panitia. Acara HMGF in Action ini sukses berkat adanya panitia, volunteers dan warga desa Dlingo yang sangat antusias dalam event ini. Canda dan Tawa selalu menghiasi jalannya HMGF in Action di Desa Dlingo pada tanggal 23 April 2016.

6

Gambar 6. Hasil produk dari Eco-Brick

Sebagai rangakaian penutup acara HMGF in Action: Chapter I kali ini, kami memberikan tempat sampah dengan logo  HMGF  kepada Desa Dlingo sebagai simbolisisai  aksi HMGF dalam mengabdikan diri membantu membina desa tersebut di bidang lingkungan. Serta pemberian momento kepada Gardu Action atas kerja samanya membantu merealisasikan acara ini. Harapannya untuk kedepan, warga desa Dlingo dapat menerapkan budaya 3R serta mencaga lingkungannya. Semoga segala hal yang telah dilakukan dapat bermanfaat, tidak hanya untuk kesejahteraan desa namun juga sebagai pembelajaran untuk kita selaku mahasiswa yang memang dipersiapkan untuk membangun bangsa yang leih baik di masa depan.

Rangkaian acara ditutup dengan foto bersama. Canda tawa yang berlangsung diantara kami menambah hangat atmosfer pada saat itu. Besar harapan kami (Himpunan Mahasiswa Geofisika UGM) agar dapat terus membangun dan menjalin relasi kepada pihak desa terkait. Terima kasih atas segala partisipasi dari pihak manapun.

7Gambar 7. Pemberian C Momento dari Kades Dlingo       

8

Gambar 8. Pemberian Cendramata dari Ketua Acara

“Mencintai bumi merupakan suatu kegembiraan yang harus kita miliki, menciptakan inovasi baru yang sangat bermanfaat bagi bumi ini merupakan hal yang indah. Memulai dari diri sendiri itu yang utama, Cintai Bumimu maka Bumi akan mencintaimu”

9Gambar 9. HMGF in Action

 

-Enjilika Wuisang, Ilona Kirana Saradella-

Leave a comment

Your email address will not be published.