Geofisiana Edisi Mei, Proses Terjadinya Gunung Meletus

Halo Sobat Geofisika!!!

Seperti yang kita tahu bahwa di negara kita sangat banyak ditemukan gunung berapi hampir di semua pulau di Indonesia. Tentunya kita perlu mengetahui bagaimana proses terjadinya gunung api dan apa saja bahaya yang mengancam. Karena itu, pada kesempatan kali ini kami mempersembahkan Geofisiana Edisi Mei, yang akan membahas tentang proses terjadinya gunung meletus, berawal dari erupsi sampai terjadinya letusan.

Gunung meletus merupakan salah satu bencana yang ada di sekitar kita dan patut kita waspadai. Terlebih bagi kita masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah kawasan “Ring of Fire” Pasifik yang membuat wilayah Indonesia sangat banyak dijumpai gunung api yang aktif. Untuk lebih mengetahui bagaimana proses erupsi gunung api dan bahayanya, yuk simak video di bawah ini! Jangan lupa untuk selalu mantengin video – video Geofisiana selanjutnya! read more

Read more
Garis Wallace dan Weber, Daratan Hindia dan Garis Khayal yang Membaginya

Indonesia atau yang dahulu dikenal sebagai Hindia merupakan negara kepulauan yang sangat luas. Dari luasnya daratan Asia yang membentang dari utara hingga selatan, Indonesia berada pada bagian tenggara benua ini. Dari sisi geografis, letak Indonesia berada di garis khatulistiwa dan diapit oleh dua benua, Autralia dan Asia. Dengan letaknya yang strategis dan diapit oleh dua benua, menjadikan Indonesia memiliki banyak keanekaragaman hayati yang terhampar dari ujung pulau Sumatera hingga batas wilayah Papua. Perbedaan dan keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia telah membuat Alfred Russel Wallce (1823-1913) terkesima ketika ia datang dan menjelajah wilayah Hindia Timur dan Hindia Barat. Alfred Russel Wallace sendiri adalah seorang geografis, arkeologis, dan paleontologis yang memelopori penyeledikan secara modern tentang geografi hewan terlepas dari teori Darwin. Berdasarkan penjelajahan selama kurang lebih enam tahun di daratan Hindia, berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa keanekaragaman di Indonesia berbeda antara wilayah Indonesia bagian barat dan wilayah Indonesia bagian timur. Menurutnya, keanekaragaman tersebut berkaitan dengan pola persebaran fauna Asiatis dan Australis yang terjadi beberapa ribu tahun yang lalu. Wallace mendalihkan suatu garis khayal sebagai pemisah antara dunia hewan Asiatis dan Australis yang ada di Indonesia. Batas garis ini memanjang dari utara hingga ke selatan, tepatnya memanjang dari Selat Makassar hingga perbatasan antara Bali dan Lombok. Oleh sebab itu garis batas antara wilayah Selat Makassar hingga selat antara Bali dan Lombok dinamakan garis Wallace. read more

Read more
Tektonika Maluku dan Perseteruan Dua Lempeng yang Menggetarkannya

Zona tumbukan laut Maluku sebelah utara busur Banda merupakan zona tumbukan antara busur kepulauan yaitu busur Sangihe di sebelah barat dan busur Halmahera di sebelah timur. Di bawah zona tumbukan Laut Maluku yang memanjang dalam arah utara-selatan ini telah diamati adanya suatu penunjaman slab dari lempeng laut Maluku dengan konfigurasi penunjaman yang sangat unik, dimana slabdari lempeng yang sama menunjam ke dua arah yaitu barat dan timur berbentuk seperti U terbalik (Widiyantoro, 2007).

Sementara yang lebih kompleks dan rumit adalah penunjaman pada pertemuan antara beberapa lempeng yang terjadi dibagian utara pulau Sulawesi dan kawasan Laut Maluku. Di kawasan ini terdapat subduksi ganda, akibat subduksi (penunjaman) lempeng Pasifik terhadap lempeng Eurasia menimbulkan dua busur melengkung yang arahnya berbeda, yaitu busur Halmahera dan Busur Mayu-Sangihe. Busur Mayu sejajar dengan Halmahera, menunjam ke arah timur. Sedang Busur Halmahera menunjam ke barat mengarah ke Filipina dan Perairan Maluku. read more

Read more
Tektonika Sumba dan Pencarian Sang Cendana

Sekitar ribuan tahun yang lalu, tepatnya pada 13 M, penjelajah Cina dan pedagang dari wilayah Indonesia bagian barat memancang tiang layar kapal sekuat-kuatnya untuk mengarungi lautan mencari harta yang sangat berharga saat itu, cendana. Konon, dalam legenda yang diceritakan pada bait, Nabi Sulaiman mengimpor kayu cendana dari tempat-tempat yang jauh untuk membuat tiang-tiang kerajaan. Sumba, adalah negeri yang menjadi sumber bagi cendana itu berasal. Sumba sendiri merupakan bagian dari Kepulauan Sunda Kecil yang terletak di sisi timur Pulau Jawa. Sumba sendiri merupakan pulau yang menjadi bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan luas wilayahnya 10.710 kilometer persegi. Sumba berbatasan dengan Sumbawa di sebelah barat laut, Flores di timur laut, Timor di timur, dan Australia di selatan dan tenggara. Selat Sumba terletak di utara pulau ini. Di bagian timur terletak Laut Sawu serta Samudera Hindia terletak di sebelah selatan dan barat. Dalam pandangan biasa, tidak ada yang terlihat istimewa dari Sumba, namun rahasia terbesar justru berada pada dirinya sendiri. Sumba bukanlah bagian dari gugusan kerajaan Kepulauan Sunda yang memanjang di selatan Nusantara. read more

Read more
Panca Warsa Erupsi Merapi 2010 – “Harmony Alongside Merapi”

Erupsi Merapi 2010 telah menyimpan berbagai cerita bagi masyarakat Yogyakarta. Pada erupsi 2010 lalu, Merapi telah meleyapkan rumah, ternak, bahkan memakan korban hingga 400 jiwa. Hal ini menyadarkan kita bahwa Merapi yang berada didekat kita telah memberikan dampak yang luar biasa terhadap kehidupan umat manusia yang berada disekitar Merapi dan menggantungkan kehidupannya pada Sang Arga ini. 5 tahun setelah kejadian tersebut, telah terjadi perubahan yang luar biasa terhadap masyarakat yang berada disekitar lereng Merapi. Pada tahun 2015 ini menjadi momen berharga bagi HMGF UGM untuk mempersembahkan acara peringatan 5 tahun erupsi Merapi, PANCAWARSA ERUPSI MERAPI: “HARMONY ALONGSIDE VOLCANOES”. Acara peringatan 5 tahun erupsi Merapi 2010 dibagi menjadi tiga bagian acara yaitu: Photo Contest, Pameran Fotografi dan Kenungapian serta Seminar Vulkanologi dan Field Trip. read more

Read more
Gemericik Raksasa Selat Sunda

“Gunung Batuwara merupakan sebutan untuk Gunung Krakatau Purba yang bertanggung jawab atas hilangnya setengah nyawa manusia di dunia yang hidup pada tahun 513 M. Tidak hanya itu, gunungapi ini pun telah ikut andil dalam peradaban bumi hingga saat ini. Abad kegelapan pernah dilewati oleh peradaban manusia yang baru saja berkembang, dimana pada saat itu matahari tidak terlihat karena tertutup oleh debu hasil letusan dan selama 10 hingga 20 tahun terjadi penurunan suhu 5 o C sampai 10 o C di bumi.” read more

Read more
Terbentuknya Sulawesi, Alfred Russel Wallace dan Misteri Sulawesi yang Menghantuinya Selama 150 Tahun

Sulawesi, pulau yang terjebak di antara Borneo dan Papua ini merupakan pulau terbesar ke-4 di Indonesia dan pulau terbesar ke-11 di dunia. Pulau yang memiliki banyak lengan ini memiliki keunikan yang sangat dalam untuk digali, baik dari segi geologinya maupun dari segi budaya dan kehidupan yang terbentuk di dalamnya.

Kata Sulawesi sendiri menurut orang Jawa merupakan padanan dari dua suku kata yakni Sula dan Wesi. Sula dalam bahasa Jawa berarti besi dan Wesi dalam bahasa Jawa juga berarti besi. Orang-orang tua (pakada tomatua) dulu bilang bahwa, pada mulanya dahulu tidak ada Sulawesi, yang ada hanyalah laut diantara dua pulau. Lalu keduanya bertabrakan maka terbentuklah Sulawesi. Itu sebabnya pinggangnya bergunung-gunung, banyak aliran sungai dan banyak besi serta emas. Kejadian yang menurut pakada tomatua yang dianggap sebagai tabrakan memanglah benar adanya.

Read more